Dedi Mulyadi: Gaya Kepemimpinan Baru yang Menarik Perhatian Publik
- Home
- Dedi Mulyadi: Gaya Kepemimpinan Baru yang Menarik Perhatian Publik

Dedi Mulyadi: Gaya Kepemimpinan Baru yang Menarik Perhatian Publik
Setelah melalui pertarungan politik yang cukup sengit di Pilgub Jawa Barat 2024, Kang Dedi Mulyadi atau yang lebih dikenal dengan inisial KDM, resmi dilantik sebagai Gubernur Jawa Barat periode 2025–2030. Sosok yang dikenal sebagai pemimpin karismatik dan dekat dengan rakyat ini mengusung gaya kepemimpinan yang progresif, kontroversial, namun mendapat sambutan luas dari masyarakat Jawa Barat.
Profil Singkat Kang Dedi Mulyadi

Kang Dedi Mulyadi lahir di Subang, Jawa Barat, pada 11 April 1971. Karier politiknya dimulai dari bawah, yakni sebagai anggota DPRD Purwakarta, lalu menjabat sebagai Wakil Bupati, dan dua periode sebagai Bupati Purwakarta. Ia kemudian dikenal luas karena program pembangunan berbasis budaya Sunda, serta gaya komunikasi langsung yang khas dan blak-blakan.
KDM juga sempat menjadi anggota DPR RI, sebelum akhirnya memutuskan maju di Pilgub Jawa Barat. Dalam kampanye, ia menekankan pentingnya “pemimpin yang turun langsung” serta menjanjikan pemerintahan yang cepat tanggap dan bebas dari korupsi birokrasi.
100 Hari Pertama: Aksi Nyata di Lapangan

Begitu resmi dilantik, Gubernur KDM langsung tancap gas. Dalam 100 hari pertama kepemimpinannya, ia melakukan sejumlah langkah tegas dan tak biasa, di antaranya:
Penertiban Wisata dan Sungai
KDM melakukan inspeksi mendadak ke sejumlah kawasan wisata dan aliran sungai yang kotor atau tidak terawat. Ia bahkan turun langsung ke sungai, mengangkat sampah, dan menegur kepala daerah setempat secara terbuka. Langkah ini dianggap sebagai simbol dari kepemimpinan yang tidak basa-basi.
Larangan Study Tour Mahal
Dalam upaya meringankan beban orang tua, KDM melarang kegiatan study tour sekolah yang menghabiskan biaya besar. Ia mendorong agar sekolah mengganti kegiatan tersebut dengan wisata edukatif di dalam provinsi. Aksi ini menuai pujian luas dari kalangan masyarakat bawah.
Reformasi Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB)
Gubernur KDM menyoroti praktik titipan dalam penerimaan siswa baru. Ia mengimbau seluruh kepala sekolah agar menolak intervensi pejabat dan fokus pada sistem merit berbasis prestasi dan zonasi. Ia juga membuka peluang kerjasama dengan sekolah swasta untuk menampung siswa kurang mampu yang tidak diterima di sekolah negeri.
Gaya Kepemimpinan Populis

Gaya Kang Dedi Mulyadi yang langsung turun ke masyarakat dan memanfaatkan media sosial untuk menyampaikan pesan kebijakan menjadikannya figur yang cepat viral. Ia menggunakan pendekatan populis yang cenderung responsif terhadap keluhan warga. Hal ini menimbulkan kesan pemimpin “sehari-hari”, yang tidak berjarak dengan rakyat.
Namun, gaya tersebut juga menimbulkan kritik dari kalangan akademisi dan pengamat kebijakan. Beberapa pihak menilai bahwa pendekatan KDM bersifat reaktif dan minim perencanaan jangka panjang. Meski begitu, ia tetap mendapat dukungan luas karena dianggap membawa semangat baru dalam birokrasi daerah.
Program Unggulan: Pendidikan, Lingkungan, dan Karakter
Dedi Mulyadi menjadikan pendidikan dan karakter generasi muda sebagai fokus utama. Salah satu langkah berani yang diambil adalah mengirim siswa bermasalah ke pusat pelatihan semi-militer yang dikenal dengan “barak karakter”. Tujuannya bukan untuk menghukum, tetapi mendisiplinkan dan menumbuhkan rasa tanggung jawab.
Di bidang lingkungan, KDM menggalakkan program “Gerakan Jawa Barat Bersih” yang melibatkan ASN, pelajar, dan masyarakat umum dalam aksi bersih-bersih rutin. Ia percaya bahwa perubahan kebiasaan harus dimulai dari keteladanan dan keterlibatan langsung pemimpin.
Tantangan dan Kritik
Meski popularitasnya tinggi, KDM tidak lepas dari tantangan besar. Di antaranya:
- Tingkat kemiskinan di beberapa wilayah selatan Jawa Barat masih tinggi.
- Kesenjangan infrastruktur antara kota dan desa belum teratasi.
- Penyerapan anggaran APBD yang masih belum maksimal.
Beberapa pakar juga menilai bahwa program-program KDM cenderung show-off dan kurang berbasis riset kebijakan. Namun pendukungnya berpendapat bahwa justru gaya seperti inilah yang dibutuhkan untuk mengguncang sistem birokrasi lama yang terlalu formalistik.
Dukungan Masyarakat dan Survei Kepuasan
Menurut survei internal lembaga independen pada Mei 2025, tingkat kepuasan masyarakat terhadap kinerja Gubernur Dedi Mulyadi mencapai angka 90%. Alasan utama adalah keterbukaan, kecepatan bertindak, serta keberanian mengambil keputusan tak populer. Di media sosial, banyak warganet menyebut KDM sebagai “gubernur paling gercep se-Indonesia”. Baca juga tentang Pramono Sumbang Sapi 1 Ton ke Tambora untuk Idul Adha 2025.
Warna Baru Dalam Pemerintahan
Dedi Mulyadi membawa warna baru dalam pemerintahan Jawa Barat. Ia memadukan gaya komunikasi era digital dengan pendekatan tradisional berbasis kearifan lokal. Meski belum genap setahun menjabat, arah dan gebrakan yang diambil menunjukkan komitmen kuat untuk membangun Jawa Barat dari bawah.
Kritik dan tantangan tetap ada, tetapi jika mampu menjaga konsistensi dan menyusun kebijakan strategis jangka panjang, maka KDM berpotensi menjadi salah satu gubernur terbaik yang pernah dimiliki provinsi ini.
- Share