Kisah Nabi Nuh AS Membuat Kapal: Mukjizat dan Pengingat untuk Umat Manusia
- Home
- Kisah Nabi Nuh AS Membuat Kapal: Mukjizat dan Pengingat untuk Umat Manusia
Kisah Nabi Nuh AS Membuat Kapal: Mukjizat dan Pengingat untuk Umat Manusia
Kisah Nabi Nuh AS merupakan salah satu cerita monumental dalam sejarah umat manusia, yang mengajarkan tentang keimanan, kesabaran, dan keadilan Allah SWT. Salah satu momen paling penting dalam perjalanan kenabian Nabi Nuh adalah ketika ia diperintahkan oleh Allah SWT untuk membuat sebuah kapal besar. Kapal ini menjadi penyelamat bagi para pengikutnya yang beriman dan menjadi saksi akan azab besar berupa banjir dahsyat bagi kaumnya yang ingkar. Artikel ini akan mengulas kisah Nabi Nuh membangun kapal, tantangan yang ia hadapi, Kisah Nabi Nuh AS serta pelajaran yang dapat diambil oleh umat manusia.
Latar Belakang: Kaum yang Membangkang
Kisah Nabi Nuh AS diutus oleh Allah SWT untuk mengajak kaumnya menyembah Allah dan meninggalkan penyembahan berhala. Namun, mayoritas kaumnya menolak dakwah beliau. Mereka mengejek Nabi Nuh dan terus-menerus mempertahankan keyakinan sesat mereka.
1. Kaum yang Durhaka
Kaum Nabi Nuh dikenal sebagai kaum yang sombong, keras kepala, dan zalim. Mereka menyembah patung-patung yang mereka beri nama Wadd, Suwa’, Yaghuts, Ya’uq, dan Nasr. Meskipun Nabi Nuh berdakwah selama ratusan tahun dengan cara yang lembut dan penuh kesabaran, mereka tetap menolak untuk beriman.
2. Penolakan yang Berulang
Setiap kali Kisah Nabi Nuh AS mengingatkan mereka tentang azab Allah, kaumnya meremehkan bahkan mengejeknya. Firman Allah SWT:
“Setiap kali aku menyeru mereka (untuk beriman) agar Engkau mengampuni mereka, mereka memasukkan anak jari mereka ke telinganya dan menutupi mukanya dengan pakaiannya (agar tidak mendengar).”
(QS. Nuh: 7)
Perintah Allah untuk Membuat Kapal
Setelah ratusan tahun berdakwah tanpa banyak hasil, Allah SWT menurunkan wahyu kepada Nabi Nuh untuk membuat sebuah kapal besar sebagai persiapan menghadapi azab berupa banjir besar.
1. Perintah yang Tidak Biasa
Allah berfirman kepada Nabi Nuh:
“Dan buatlah kapal dengan pengawasan dan petunjuk wahyu Kami, dan janganlah engkau bicarakan dengan-Ku tentang orang-orang yang zalim itu; sesungguhnya mereka akan ditenggelamkan.”
(QS. Hud: 37)
Perintah ini menunjukkan bahwa azab besar akan segera datang dan hanya orang-orang yang beriman yang akan diselamatkan melalui kapal tersebut.
2. Kapal yang Dibangun di Daratan
Kisah Nabi Nuh AS mulai membangun kapal di atas tanah yang jauh dari laut. Hal ini menjadi bahan olokan bagi kaumnya. Mereka mencemooh Nabi Nuh dengan mengatakan bahwa ia telah menjadi gila karena membuat kapal di tempat yang tidak ada air.
Tantangan dalam Membuat Kapal
Membuat kapal besar bukanlah tugas yang mudah, terutama di tengah ejekan dan gangguan dari kaumnya. Namun, Kisah Nabi Nuh AS tetap melaksanakan perintah Allah dengan penuh keimanan dan keteguhan.
1. Ejekan Kaum yang Kafir
Kaumnya terus mengejek dan menghina Nabi Nuh selama proses pembuatan kapal. Firman Allah:
“Dan dia membuat kapal, dan setiap kali pemimpin kaumnya berjalan melewatinya, mereka mengejeknya. Dia (Nuh) berkata, ‘Jika kamu mengejek kami, maka kami (pun) akan mengejek kamu sebagaimana kamu mengejek (kami).'”
(QS. Hud: 38)
Nabi Nuh tidak membalas ejekan mereka dengan kebencian. Sebaliknya, ia menegaskan bahwa keputusan akhir ada di tangan Allah.
2. Kesabaran Nabi Nuh
Kesabaran Kisah Nabi Nuh AS dalam menghadapi gangguan kaumnya menjadi teladan besar bagi umat manusia. Ia tidak pernah menyerah atau berhenti bekerja, meskipun tekanan yang dihadapinya sangat besar.
Mukjizat: Banjir Besar dan Penyelamatan
Setelah kapal selesai dibuat, Allah SWT memerintahkan Nabi Nuh untuk mengumpulkan pengikutnya yang beriman dan sepasang dari setiap jenis hewan ke dalam kapal. Peristiwa besar pun dimulai.
1. Awal Turunnya Azab
Azab Allah dimulai dengan keluarnya air dari bumi dan turunnya hujan deras tanpa henti. Allah berfirman:
“Maka Kami bukakan pintu-pintu langit dengan (menurunkan) air yang tercurah. Dan Kami pancarkan mata air dari bumi, maka bertemulah air-air itu untuk suatu urusan yang sungguh telah ditetapkan.”
(QS. Al-Qamar: 11-12)
Banjir besar ini menutupi seluruh daratan, menenggelamkan rumah, pepohonan, dan gunung-gunung kecil. Hanya kapal Nabi Nuh yang tetap kokoh di atas air.
2. Tenggelamnya Kaum yang Ingkar
Kaum Kisah Nabi Nuh AS yang ingkar, termasuk anaknya yang bernama Kan’an, menolak untuk naik ke kapal dan memilih berlindung di tempat tinggi. Namun, tidak ada tempat yang bisa menyelamatkan mereka dari azab Allah. Firman Allah:
“Dan gelombang menjadi penghalang antara keduanya; maka jadilah dia termasuk orang-orang yang ditenggelamkan.”
(QS. Hud: 43)
Akhir Perjalanan: Kapal Bersandar di Gunung Judi
Setelah banjir reda, kapal Nabi Nuh berhenti di Gunung Judi. Allah SWT menyelamatkan Nabi Nuh dan pengikutnya yang beriman, sementara kaum yang zalim dihancurkan.
“Dan difirmankan, ‘Wahai bumi! Telanlah airmu, dan wahai langit! (hujanmu) berhentilah.’ Maka air pun surut, dan perintah pun diselesaikan, dan kapal itu pun berlabuh di atas Gunung Judi. Dan dikatakan, ‘Binasalah orang-orang zalim.'”
(QS. Hud: 44)
Pelajaran dari Kisah Nabi Nuh Membuat Kapal
Kisah ini mengandung banyak hikmah yang relevan untuk kehidupan manusia:
1. Keimanan dan Ketaatan kepada Allah
Nabi Nuh menunjukkan bahwa ketaatan kepada Allah adalah jalan keselamatan, meskipun menghadapi banyak rintangan.
2. Kesabaran dalam Dakwah
Dakwah Nabi Nuh selama ratusan tahun mengajarkan tentang pentingnya kesabaran dan tidak mudah menyerah dalam mengajak manusia ke jalan kebenaran.
3. Hukuman Bagi Orang yang Membangkang
Kaum Nabi Nuh yang ingkar menjadi contoh nyata bahwa kezaliman dan kesombongan tidak akan pernah selamat dari azab Allah.
Kapal Nabi Nuh sebagai Simbol Keimanan dan Keselamatan
Kisah Nabi Nuh AS membangun kapal bukan hanya cerita tentang sebuah mukjizat, tetapi juga pengingat besar bagi umat manusia untuk selalu beriman kepada Allah dan mengikuti perintah-Nya. Kapal Nabi Nuh menjadi simbol keimanan, keselamatan, dan keadilan Ilahi. Semoga kita semua dapat mengambil pelajaran dari kisah ini untuk memperkuat keimanan dan ketaatan kita kepada Allah SWT.
- Share