APBD Jabar Berjalan Optimal, Kata Dedi Mulyadi: Bukti Tata Kelola yang Efisien dan Tepat Sasaran
- Home
- APBD Jabar Berjalan Optimal, Kata Dedi Mulyadi: Bukti Tata Kelola yang Efisien dan Tepat Sasaran
APBD Jabar Berjalan Optimal, Kata Dedi Mulyadi: Bukti Tata Kelola yang Efisien dan Tepat Sasaran
Anggota DPR RI asal Jawa Barat, Dedi Mulyadi, menegaskan bahwa pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Jawa Barat selama tahun anggaran berjalan menunjukkan kinerja yang optimal. Menurutnya, kinerja tersebut menjadi bukti bahwa pemerintah daerah mampu menjalankan tata kelola keuangan secara efektif, efisien, dan berpihak kepada kepentingan masyarakat. Dedi yang dikenal vokal terhadap isu pembangunan daerah menilai bahwa capaian APBD Jabar ini bukan sekadar angka serapan anggaran, melainkan cerminan dari upaya nyata memperkuat pelayanan publik dan mempercepat pembangunan di berbagai sektor, mulai dari pendidikan, infrastruktur, hingga pemberdayaan masyarakat pedesaan.
“APBD Jabar bukan sekadar laporan keuangan. Ia adalah alat perjuangan untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat. Dan Jawa Barat sudah berada di jalur yang benar.”
Kinerja APBD Jawa Barat di Tengah Dinamika Nasional
Jawa Barat merupakan provinsi dengan beban fiskal dan jumlah penduduk terbesar di Indonesia. Karena itu, pengelolaan APBD di wilayah ini selalu menjadi sorotan. Berdasarkan laporan terakhir, tingkat realisasi APBD Jabar mencapai lebih dari 95 persen pada triwulan ketiga tahun ini, menunjukkan kinerja yang efisien di tengah tantangan ekonomi nasional.
Capaian tersebut menurut Dedi, menunjukkan adanya konsistensi antara perencanaan dan pelaksanaan. Anggaran tidak hanya disusun sebagai formalitas administratif, tetapi diterjemahkan dalam program nyata yang menyentuh kebutuhan masyarakat.
Pemerintah Provinsi Jawa Barat juga disebut berhasil menjaga keseimbangan antara belanja rutin dan belanja pembangunan, sehingga anggaran tidak habis hanya untuk biaya birokrasi, tetapi benar-benar dialokasikan untuk kegiatan produktif.
“Kunci keberhasilan anggaran daerah bukan pada banyaknya uang yang dibelanjakan, tapi pada sejauh mana uang itu memberi manfaat bagi masyarakat luas.”
Fokus pada Sektor Pendidikan dan Infrastruktur
Salah satu sektor yang menjadi prioritas utama dalam APBD Jabar adalah pendidikan. Pemerintah provinsi terus mendorong peningkatan kualitas sekolah menengah kejuruan, perluasan akses pendidikan gratis, serta penguatan program beasiswa bagi pelajar berprestasi dari keluarga kurang mampu.
Selain itu, pembangunan infrastruktur menjadi tulang punggung pergerakan ekonomi daerah. Dedi menyoroti keberhasilan pemerintah dalam menyelesaikan sejumlah proyek jalan penghubung antardaerah yang memperlancar distribusi hasil pertanian dan industri kecil menengah.
Pembangunan infrastruktur ini juga berdampak positif pada peningkatan investasi daerah. Kawasan industri baru di wilayah Purwakarta, Karawang, dan Subang kini lebih mudah diakses, menciptakan lapangan kerja baru bagi masyarakat setempat.
“Pembangunan infrastruktur bukan hanya soal beton dan aspal, tetapi juga membuka jalan bagi masa depan ekonomi rakyat yang lebih adil.”
Efisiensi Belanja dan Akuntabilitas Publik

Kinerja APBD Jabar yang dianggap optimal juga tidak lepas dari peningkatan efisiensi belanja daerah. Pemerintah provinsi melakukan berbagai langkah reformasi, termasuk digitalisasi proses pengadaan barang dan jasa, yang bertujuan menekan potensi penyimpangan serta meningkatkan transparansi.
Langkah tersebut diapresiasi oleh banyak pihak, termasuk lembaga audit dan pengawasan. Jawa Barat dalam beberapa tahun terakhir berhasil meraih opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), yang menandakan tata kelola keuangan yang sehat dan akuntabel.
Selain efisiensi, Dedi juga menyoroti pentingnya partisipasi masyarakat dalam pengawasan. Menurutnya, anggaran publik harus dikelola secara terbuka agar publik bisa mengawal implementasi program di lapangan.
“Ketika masyarakat tahu ke mana anggaran diarahkan, di situlah kepercayaan publik tumbuh, dan itulah modal sosial terbesar dalam pembangunan.”
Pembangunan Desa dan Pemerataan Ekonomi
APBD Jabar juga berperan penting dalam memperkuat kemandirian desa. Melalui alokasi dana bagi desa dan program pemberdayaan masyarakat, pemerintah provinsi berupaya memastikan agar pembangunan tidak hanya terkonsentrasi di perkotaan.
Dedi menilai, program seperti Desa Mandiri, Gerakan Petani Muda, dan revitalisasi pasar rakyat merupakan langkah konkret untuk menghidupkan kembali ekonomi pedesaan. Hasilnya mulai terlihat dari meningkatnya jumlah desa dengan status mandiri dan berdaya saing.
Selain itu, pemerintah provinsi juga memperkuat sektor pertanian, peternakan, dan pariwisata lokal sebagai sumber pertumbuhan ekonomi alternatif.
“Kemandirian desa adalah fondasi pembangunan nasional. Tanpa desa yang kuat, kota tidak akan tumbuh dengan seimbang.”
Optimalisasi Digitalisasi Pemerintahan
Salah satu faktor penting di balik optimalnya pelaksanaan APBD Jabar adalah transformasi digital dalam tata kelola pemerintahan. Sejumlah sistem berbasis daring telah diterapkan, mulai dari perencanaan anggaran, pelaporan keuangan, hingga pengawasan proyek daerah.
Transformasi ini tidak hanya meningkatkan efisiensi kerja birokrasi, tetapi juga mempermudah akses masyarakat terhadap informasi publik. Pemerintah provinsi mendorong transparansi melalui portal resmi yang menampilkan data penggunaan anggaran secara terbuka.
Langkah ini juga sejalan dengan visi Dedi Mulyadi yang selama ini dikenal sebagai tokoh yang pro terhadap inovasi daerah. Menurutnya, digitalisasi bukan hanya soal efisiensi, tetapi juga soal perubahan budaya birokrasi agar lebih terbuka dan responsif.
“Birokrasi yang lambat dan tertutup adalah masa lalu. Pemerintahan masa kini harus gesit, transparan, dan melayani dengan hati.”
Sinergi Pemerintah dan DPR dalam Mewujudkan Tata Kelola Baik
Dedi menekankan pentingnya sinergi antara eksekutif dan legislatif dalam memastikan APBD Jabar berjalan sesuai rencana. Ia menilai hubungan antara Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan DPRD saat ini berjalan dengan baik, terutama dalam proses pembahasan anggaran dan pengawasan implementasi.
Kolaborasi yang sehat antara kedua lembaga tersebut menjadi kunci agar kebijakan fiskal tidak hanya berpihak pada kepentingan birokrasi, tetapi juga kebutuhan masyarakat. Menurut Dedi, proses politik di parlemen daerah sudah menunjukkan kedewasaan dalam melihat APBD Jabar sebagai instrumen kesejahteraan, bukan arena tarik-menarik kepentingan.
“Ketika politik dijalankan dengan niat melayani rakyat, maka setiap rupiah dalam APBD menjadi doa kebaikan, bukan sekadar angka di atas kertas.”
Dampak Langsung bagi Masyarakat
Capaian optimal APBD Jabar mulai dirasakan langsung oleh masyarakat. Di berbagai daerah, program bantuan sosial, subsidi pendidikan, dan perbaikan infrastruktur kecil seperti jalan lingkungan dan saluran air menjadi bukti nyata dari penggunaan anggaran yang berpihak pada rakyat.
Program bantuan untuk pelaku UMKM juga menjadi salah satu prioritas yang memperlihatkan hasil signifikan. Ribuan pelaku usaha kecil menengah kini mendapatkan kemudahan akses modal dan pendampingan usaha, sehingga mampu memperluas pasar hingga luar daerah.
Selain itu, sektor kesehatan turut mendapat perhatian besar. Pemerintah provinsi memperkuat fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama dan mendorong peningkatan jumlah tenaga medis di daerah-daerah terpencil.
“Ketika anggaran menyentuh kehidupan warga biasa, di situlah pembangunan menemukan maknanya yang sejati.”
Tantangan dan Harapan ke Depan
Meskipun capaian APBD Jabar menunjukkan hasil positif, Dedi Mulyadi tetap mengingatkan bahwa tantangan ke depan tidak boleh diremehkan. Salah satunya adalah menjaga kesinambungan fiskal di tengah dinamika ekonomi global dan peningkatan kebutuhan publik.
Ia menilai penting bagi pemerintah daerah untuk tetap berfokus pada prioritas yang berdampak langsung terhadap masyarakat. Selain itu, efisiensi dan transparansi harus terus dijaga agar setiap rupiah yang dibelanjakan memiliki manfaat maksimal.
Dalam konteks politik daerah, stabilitas pemerintahan dan kolaborasi antar lembaga juga menjadi faktor penentu agar program pembangunan tidak terganggu oleh dinamika politik jangka pendek.
“Pembangunan adalah maraton, bukan sprint. Butuh kesabaran, konsistensi, dan arah yang jelas agar hasilnya benar-benar dirasakan rakyat.”
Jawa Barat Sebagai Model Tata Kelola Daerah
Kinerja optimal APBD Jabar bisa menjadi model bagi daerah lain. Dengan populasi besar dan kompleksitas ekonomi yang tinggi, Jawa Barat berhasil membuktikan bahwa manajemen keuangan yang baik dapat dicapai dengan kepemimpinan yang solid dan inovasi kebijakan yang berani.
Program-program unggulan seperti digitalisasi pelayanan publik, pembangunan infrastruktur hijau, serta pengembangan ekonomi kreatif menjadi contoh bagaimana anggaran daerah bisa dikelola secara produktif. Dedi Mulyadi meyakini bahwa capaian ini akan membawa Jawa Barat menjadi salah satu provinsi dengan daya saing terbaik di Indonesia.
“Ketika tata kelola daerah dikelola dengan hati dan akal sehat, maka kemajuan bukan lagi mimpi, tapi kenyataan yang bisa dirasakan oleh semua orang.”
- Share










