Lailatul Qadar dan Turunnya Al-Qur’an: Makna dan Penjelasannya
- Home
- Lailatul Qadar dan Turunnya Al-Qur’an: Makna dan Penjelasannya

Lailatul Qadar dan Turunnya Al-Qur’an: Makna dan Penjelasannya
Lailatul Qadar adalah salah satu malam yang paling mulia dalam ajaran Islam. Malam ini diyakini lebih baik dari seribu bulan, sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur’an surah Al-Qadr. Lailatul Qadar terjadi di salah satu malam ganjil dalam sepuluh hari terakhir bulan Ramadan, di mana pintu rahmat dan ampunan Allah SWT terbuka lebar bagi umat Islam yang bersungguh-sungguh dalam ibadahnya.
Makna Lailatul Qadar

Secara bahasa, Lailatul Qadar terdiri dari dua kata: Lailah yang berarti malam, dan Qadar yang berarti takdir atau kemuliaan. Dengan demikian, Lailatul Qadar dapat dimaknai sebagai malam penuh kemuliaan di mana takdir seseorang ditetapkan oleh Allah SWT.
Keistimewaan malam ini menjadikannya sebagai waktu yang sangat dinanti-nantikan oleh umat Islam, karena segala amal ibadah yang dilakukan akan mendapatkan pahala yang berlipat ganda.
Keutamaan Lailatul Qadar
- Lebih baik dari seribu bulan
Dalam Surah Al-Qadr ayat 3, Allah SWT berfirman: “Lailatul Qadar lebih baik daripada seribu bulan.” Ini berarti ibadah yang dilakukan pada malam ini lebih bernilai dibandingkan dengan ibadah yang dilakukan selama lebih dari 83 tahun. - Malaikat turun ke bumi
Malam ini juga menjadi momen turunnya malaikat, termasuk Malaikat Jibril, yang membawa keberkahan dan ketenangan bagi orang-orang yang beribadah. - Malam penuh kedamaian
Allah SWT menyebut bahwa Lailatul Qadar adalah malam yang penuh kesejahteraan hingga terbit fajar (QS. Al-Qadr: 5). Malam ini adalah saat di mana ketentraman menyelimuti bumi, dan doa-doa dipanjatkan dengan harapan dikabulkan oleh Allah SWT.
Tanda-Tanda Lailatul Qadar
Walaupun tidak ada kepastian kapan tepatnya Lailatul Qadar terjadi, Rasulullah SAW memberikan beberapa tanda yang bisa dikenali, antara lain:
- Malam yang cerah, tidak panas dan tidak dingin
- Suasana yang tenang dan damai
- Sinar matahari pada pagi harinya tampak redup dan tidak menyilaukan
Amalan yang Dianjurkan pada Malam Lailatul Qadar

Untuk mendapatkan keberkahan dari Lailatul Qadar, umat Islam dianjurkan melakukan berbagai amalan, seperti:
- Salat malam (Qiyamul Lail) – Memperbanyak ibadah salat malam, termasuk salat tahajud dan witir.
- Membaca Al-Qur’an – Menghidupkan malam dengan tilawah dan tadabur Al-Qur’an.
- Banyak berdoa – Salah satu doa yang dianjurkan oleh Rasulullah SAW adalah: “Allahumma innaka ‘afuwwun, tuhibbul ‘afwa, fa’fu ‘anni.” (Ya Allah, Engkau Maha Pengampun dan menyukai pengampunan, maka ampunilah aku.)
- Bersedekah – Memanfaatkan malam ini dengan berbagi kepada sesama agar mendapatkan keberkahan.
- Iktikaf di masjid – Menghabiskan waktu dengan berdiam diri di masjid untuk beribadah dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Lailatul Qadar adalah malam istimewa yang penuh berkah dan keutamaan. Umat Islam dianjurkan untuk mengisi malam ini dengan berbagai ibadah agar mendapatkan pahala yang berlipat ganda. Semoga kita semua diberi kesempatan untuk bertemu dengan Lailatul Qadar dan meraih keberkahannya. Aamiin.
Awal Mula Turunnya Al-Qur’an

Sebelum menerima wahyu pertama, Nabi Muhammad SAW dikenal sebagai pribadi yang jujur dan amanah di kalangan masyarakat Quraisy. Beliau sering mengasingkan diri di Gua Hira untuk bertafakur dan mencari kebenaran di tengah masyarakat yang saat itu tenggelam dalam kejahiliyahan. Baca juga tentang Keutamaan Puasa di Bulan Suci Ramadhan.
Wahyu Pertama di Gua Hira
Pada usia 40 tahun, Nabi Muhammad SAW menerima wahyu pertama di Gua Hira, yang disampaikan oleh Malaikat Jibril. Ayat pertama yang diturunkan adalah:
“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan.” (QS. Al-‘Alaq: 1)
Wahyu ini menjadi tanda awal kenabian Muhammad SAW dan permulaan turunnya Al-Qur’an.
Periode Turunnya Al-Qur’an

Turunnya Al-Qur’an dapat dibagi menjadi dua periode utama:
Periode Makkah (610-622 M)
Selama 12 tahun pertama, ayat-ayat yang turun di Makkah lebih banyak membahas tentang akidah, tauhid, dan keimanan. Beberapa ciri utama ayat-ayat periode Makkah adalah:
- Berisi ajakan untuk beriman kepada Allah SWT.
- Menyampaikan kisah-kisah para nabi terdahulu sebagai pelajaran.
- Memberikan peringatan tentang hari kiamat.
Contoh surat yang turun pada periode ini adalah Surah Al-Fatihah, Surah Al-Ikhlas, dan Surah Al-Muzzammil.
Periode Madinah (622-632 M)
Setelah hijrah ke Madinah, ayat-ayat yang turun lebih banyak berisi hukum-hukum Islam, aturan sosial, ekonomi, dan politik. Ciri khas ayat-ayat periode Madinah antara lain:
- Berisi hukum tentang ibadah, zakat, dan jihad.
- Mengatur sistem sosial dan keluarga dalam Islam.
- Menjelaskan hubungan antara umat Islam dan non-Muslim.
Contoh surat yang turun pada periode ini adalah Surah Al-Baqarah, Surah Al-Maidah, dan Surah An-Nisa’.
Proses Penyampaian dan Penghafalan Al-Qur’an
Pada masa Nabi Muhammad SAW, Al-Qur’an belum dibukukan seperti sekarang. Para sahabat menghafalkan wahyu yang turun dan menuliskannya di berbagai media seperti pelepah kurma, kulit hewan, dan tulang belulang.
Penghafalan oleh Para Sahabat
Para sahabat yang terkenal sebagai penghafal Al-Qur’an di antaranya adalah Abdullah bin Mas’ud, Ubay bin Ka’ab, dan Zaid bin Tsabit. Penghafalan ini menjadi metode utama dalam menjaga keaslian wahyu Allah SWT.
Penulisan Al-Qur’an di Masa Khalifah Abu Bakar
Setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW, Khalifah Abu Bakar Ash-Shiddiq memerintahkan pengumpulan dan penyusunan Al-Qur’an dalam bentuk mushaf. Hal ini dilakukan untuk mencegah hilangnya ayat-ayat suci karena banyak penghafal yang gugur dalam pertempuran.
Keistimewaan dan Mukjizat Al-Qur’an
Al-Qur’an memiliki banyak keistimewaan yang menjadikannya kitab suci yang tak tertandingi, di antaranya:
Keindahan Bahasa dan Gaya Bahasa
Bahasa yang digunakan dalam Al-Qur’an memiliki struktur yang luar biasa indah dan tidak dapat ditiru oleh manusia.
Keakuratan Ilmiah
Banyak ayat Al-Qur’an yang membahas fenomena alam yang baru ditemukan oleh sains modern, seperti perkembangan embrio manusia (QS. Al-Mu’minun: 12-14).
Hukum yang Sempurna
Al-Qur’an mengandung hukum yang mencakup semua aspek kehidupan, baik dalam ibadah, sosial, ekonomi, maupun politik.
Sejarah turunnya Al-Qur’an adalah perjalanan wahyu yang penuh hikmah dan keagungan. Diturunkan secara bertahap selama 23 tahun, Al-Qur’an membawa ajaran yang mengubah dunia dan tetap relevan hingga kini. Sebagai umat Islam, memahami sejarah dan kandungan Al-Qur’an adalah bagian penting dalam mengamalkan ajaran Islam dengan baik.
- Share